
#KaburAjaDulu: Curhatan Kolektif Generasi Muda di Media Sosial X
Fenomena #KaburAjaDulu yang ramai di media sosial X ternyata bukan hanya candaan generasi muda. Tim GenKaburAjaDulu menemukan bahwa di balik tagar ini terdapat curhatan kolektif Generasi Z terhadap sistem sosial yang dirasa tidak adil dan penuh ketidakpastian. Banyak generasi muda yang merasa kerja kerasnya tidak diakui, kesempatan karir yang terbatas, dan ruang aktualisasi yang sempit sehingga muncul keinginan untuk “kabur”. Menurut teori Dramatisme oleh Kenneth Burke tahun 1969, tindakan “kabur” dimaknai sebagai tindakan simbolik yang digunakan generasi muda untuk menyampaikan kekecewaan terhadap situasi sosial tanpa harus memberontak secara langsung. Media sosial X berperan sebagai ruang bagi generasi muda untuk dapat mengekspresikan keresahan yang sulit mereka sampaikan di dunia nyata. Di balik tagar #KaburAjaDulu, generasi Z merasakan solidaritas emosional bahwa mereka tidak menghadapi situasi ini sendirian, Tren #KaburAjaDulu tidak hanya menjadi wadah untuk mencurahkan kegelisahan, tetapi juga menjadi penanda bahwa generasi muda memiliki kesadaran kritis terhadap kondisi sosial yang terjadi. Banyak kritikan yang disampaikan generasi muda terkait sistem kerja, pendidikan, hingga kebijakan publik yang menunjukkan keinginan untuk perubahan yang adil. Dengan demikian, tagar ini bukan sekadar lelucon viral, tetapi mencerminkan dinamika sosial generasi muda yang sedang mencari jalan untuk didengar, dimengerti, dan diberi ruang lebih besar untuk berkembang.



